Arsip untuk Oktober, 2010

Budidaya tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) oleh pemerintah, swasta dan masyarakat sangat besar dengan melihat tingginya keuntungan yang diperoleh dari usaha ini. Indonesia sebagai negara pengexport minyak kelapa sawit mampu memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.

Prospek komoditas kelapa sawit semakin cerah sejak diketahui bahwa minyak kelapa sawit dapat menggantikan minyak diesel sebagai bahan bakar mesin diesel.

Tanaman dengan produksi biomas serta minyak yang tinggi ini memerlukan pemupukan yang cukup intensif.  Pada tanaman yang telah menghasilkan (TM) dosis pupuk yang diaplikasikan berkisar antara 2-3kg urea, 1,5-2kg RP atau SP36 dan MOP untuk setiap pokok / tahun. disamping itu juga ditambahkan pupuk kieserit untuk memenuhi kebutuhan unsur Mg dan pupuk Boron.

Biaya pemupukan untuk tanaman kelapa sawit ini rata-rata 40-60% dari Biaya Pemeliharaan Tanaman atau sekitar 15-20% dari Total Biaya Produksi kelapa sawit. (Yahya 1990)

Tanaman kelapa sawit sangat responsif terhadap pemupukan sehingga kurangnya unsur hara seperti N, P, K, Mg dan B akan menimbulkan gejala defisiensi yang spesifik disamping turunnya pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa sawit.

Tanaman kelapa sawit sangbat memerlukan kecukupan unsur hara untukm pertumbuhan organ vegetatif maupun perkembangan organ reproduktifnya.

Unsur “N” bagi tanaman sangat penting karena berfungsi sebagai penyusun Nukleotida, asam amino dan protein asam nukleat dan khlorofil daun.

(lebih…)